Rabu, 17 Januari 2018

Resensi Buku Non Fiksi

1.      Judul Buku    : Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, Dimana Saja
2.      Pengarang      : Larry “King”
3.      Penerbit         : PT Gramedia Pustaka Utama
4.      Tahun Terbit : 2007
5.      Cetakan         : Cetakan ke – 5, April 2008
6.      Tebal Buku   : 212 Halaman
7.      Penulis          : Annastasya Layla
  




Ringkasan

Bab 1  “Bicara 1 Lawan 1”
Menurut Larry King, ada 4 dasar yang dapat membuat percakapan menjadi berhasil, yaitu kejujuran, sikap yang benar, minat terhadap orang lain, dan keterbukaan terhadap diri sendiri.
Dalam dunia penyiaran atau bidang-bidang bicara apapun, biarkan para pendengar dan penonton merasakan pengalaman dan perasaaan kita. Selain itu, kita juga harus menjadikan pemirsa atau penonton menjadi bagian dari pengalaman kita dengan kejujuran tersebut.
Kemauan untuk berbicara, merupakan unsur dasar lain untuk menjadi pembicara yang baik. Larry King pernah mengalami demam mic, dan sejak saat itu ia membuat komitmen bagi diri sendiri bahwa ia akan tetap berbicara, serta akan meningkatkan kemampuan berbicaranya dengan melatih kemampuan tersebut dengan serius. Kita dapat melakukan latihan sebagai pembicara dengan buku-buku petunjuk, video-video pembicara, bahkan dengan berbicara sendiri di seputar tempat tinggal kita. Larry King menganjurkan kita untuk berlatih berbicara dengan hewan piaraan. Karena kita jadi tidak perlu khawatir akan dibantah atau diinterupsi. Selain kemauan, kita juga memerlukan perhatian yang dalam kepada orang lain, dan keterbukaan diri kepada orang lain. Perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh mereka. Kita juga senantiasa harus mengingat bawa setiap orang adalah ahli dalam suatu hal.

Bab 2 “Memecah Kebekuan”
Cara terbaik untuk mengatasi rasa malu adalah dengan mengingatkan diri sendiri bahwa kita semua adalah manusia, dan karena itu kita tidak perlu gugup ketika berbicara dengan siapapun. Cara memecah kebekuan dengan orang yang pertama kali kita ajak bicara ialah dengan membuat mereka merasa nyaman. Cara membuka percakapan dengan orang lain ialah dengan membicarakan topic yang diketahui oleh orang lain tersebut.
Hukum pertama percakapan ialah jika Anda ingin belajar banyak hari ini, Anda harus melakukannya dengan mendengarkan. Bahasa tubuh sama halnya dengan bahasa lisan. Jika terjadi secara alami, bahasa tubuh akan menjadi bentuk komunikasi yang sangat efektif. Jika dibuat-buat, akan tampak palsu.
Buatlah dan pertahankan kontak mata yang baik akan membuat kita menjadi pembicara yang hebat di mana pun. Tapi jangan terus-terusan karena banyak orang yang merasa kurang nyaman jika terus-terusan. Perliharalah kontak mata jika teman bicara kita sedang berbicara atau ketika kita menajukan pertanyaan.

Bab 3 “Pembicaraan Sosial”
Banyak peristiwa dalam pergaulan sehari – hari yang menuntut keterlibatan kita untuk bicara, mulai dari kumpul – kumpul di antara sesama kawan yang akrab , seperti makan malam bersama teman – teman, pesta pernikahan, arisan dan lain – lain. Bersikaplah terbuka. Cari minat yang sama dalam diri rekan bicara. Dan, dengarkanlah selalu.
Dalam pesta koktail, berbaur lah dengar yang lain. Jangan terpaku pada tempat yang sama dalam waktu yang lama. Itu sebabnya anda perlu berbaur jika benar – benar ingin tampil sukses mewakili diri sendiri dalam pesta itu.
Ingat, mengajukan pertanyaan adalah rahasia keberhasilan percakapan. Ajukanlah pertanyaan ‘mengapa?’. Itu merupakan cara paling pasti untuk membuat percakapan menjadi hidup dan menarik.
Jika anda merasa benar – benar bosan, atau menganggap sudah waktunya mengakhiri percakapan dan berlalu, ada satu cara pasti yang dijamin dapat menghentikan percakapan. Yaitu, tunggu lawan bicara selesai berbicara dan katakana sesuatu dengan wajar.
Membuat percakapan dalam makan malam kecil selalu lebih mudah bagi saya. Anda mempunya pilihan yang jauh lebih banyak, juga teknik yang bisa digunakan untuk bicara dengan orang lain, dan mengajak mereka bercakap – cakap. arahkan pembicaraan dengan melibatkan orang lain.
Ada beberapa teknik yang bisa membuat percakapan lebih hidup dan bisa dinikmati oleh semua yang terlibat. Yaitu dengan mengarahkan pembicaraan dengan melibatkan orang lain.
Cara menggiring percakapan yaitu pilihlah topik yang dapat melibatkan semua orang,mintalah pendapat, bantulah orang yang paling pemalu dalam kelompok, jangan memonopoli percakapan, jangan menginterogasi teman, dan pancinglah pendapat.
Perhatikan bentuk setting. Buatlah setting yang nyaman, tidak harus mewah atau dramatis
Sebaiknya, dalam berbicara dengan lawan jenis. Kita harus berterus terang.  Karena semua hal yang baik berawal dari kejujuran.
Jika kita berbicara di pemakaman, jangan terlalu berlebihan, bicarakan diri kita sendiri dengan singkat, bersikap simpatik, tetapi tidak muram. Bicaralah tentang mendiang almarhum
Sebaiknya ketika kita berbicara dengan selebritis / orang tersohor, jangan menganggap mereka tidak tahu apa pun tentang hal-hal lain di luar profesi mereka. Karena kita tidak tahu berapa luas kemampuan ia.

Bab 4 “Delapan Hal yang Dimiliki Pembicara Terbaik”
Tidak mengherankan, sebagian besar orang sukses adalah pembicara yang sukses. Demikian juga sebaliknya. Kalau merasa sudah menjadi orang sukses, anda dapat membuat diri anda lebih sukses lagi dengan menjadikan diri anda pembicara yang lebih baik.
Harry Truman adalah pembicara yang baik dalam urusan politik. Ia tidak retoris, tetapi mampu meluncurkan gagasan-gagasannya dalam bahasa Inggris yang jelas dan langsung. Martin Luther King Jr. merupakan pembicara publik yang luar biasa. Ia adalah ahli pidato yang dapat menggetarkan seluruh negeri dengan kemampuan berbicaranya yang tak tertandingi di depan mikrofon.
Ciri-ciri pembicara terbaik yaitu pandang suatu hal dari sudut pandang yang baru, memiliki cakrawala yang luas, antusias, tidak pernah membicarakan diri mereka sendiri, sangat ingin tahu, menunjukkan empati, mempunyai selera humor, punya gaya bicara sendiri, dan jadi diri sendiri.

Bab 5 “Percakapan Trendi dan Ketepatan Bahasa Politis”
Ingatlah bahwa kata yang tepat yang dengan segera dipahami dan dimengerti oleh pendengar anda biasanya adalah kata yang sederhana. Gunakanlah kata-kata yang tepat, dapat dipahami, dan dimengerti oleh pendengar kita. Minimalkan penggunaan kata-kata klise dan trendi.
Kata-kata tanpa arti seperti ‘Anda tahu’, ‘hopefully’, atau ‘whatever’ terkadang memang membantu bila kita kebingungan mencari kata yang tepat. Cobalah hindari kata-kata tersebut. Latihlah kedisiplinan untuk menghilangkan kebiasaan buruk dalam berpidato dengan cara dengarkan diri kita sendiri berbicara, pikirkan apa yang akan kita katakan,carilah seorang ‘pemantau pidato’ untuk mendengar dan mengingatkan kita.
Cara kita mengatakan sesuatu sama pentingnya dengan apa yang kita katakan. Kita harus memperhatikan perubahan pilihan kata dalam penggunaan berbagai istilah. Jangan terlalu khawatir akan dianggap menyerang orang lain, sampai kitakehilangan kemampuan membedakan antara hormat dan paranoid.

Bab 6 “Pembicaraan Bisnis”
Tidak  mengejutkan bahwa sepanjang ingatan saya, setiap orang bisnis yang sukses adalah juga pembicara yang efektif. Hal-hal mendasar yaitu langsung dan terbuka serta jadilah pendengar yang baik.Bicaralah dengan jelas, lihat siapa lawan bicara kita, apakah mereka mengerti atau tidak tentang apa yang kita ucapkan. Jangan sia-siakan waktu, jangan bertele-tele.Jangan mencoba menjadi pusat perhatian dalam pertemuan itu dengan berbicara sendiri.
Semua orang menjual sesuatu. ketahuilah apa yang sedang kita jual dan tutuplah negosiasi penjualan kita jangan terus menjual. Menjual diri sendiri. Jadi yang dimaksud adalah  jadilah kelebihan kita! Persiapkan hal-hal pokok yang ingin kita sampaikan mengenai diri kita.
Karakteristik yang kita cari dalam diri pelamar kerja: sikap terbuka, antusias, perhatian, dan bersedia bertanya.
 Cara bicara dengan atasan tidak perlu bersikap berlebihan, sampai merendahkan diri atau menjilat. Dekatilah atasan kita dengan sikap terbuka. Cara bicara dengan bawahan yaitu beri instruksi-instruksi yang jelas, pastikan mereka memahaminya dan tentukanlah batas waktu yang jelas. Dorong mereka untuk bertanya agar kita yakin bahwa mereka memahami apa yang harus mereka lakukan dan kapan harus diselesaikan.
Jangan mempermainkan staf kita dengan mengungkapkan kekecewaan kita kepada seorang bawahan lain dan menggunakan mereka untuk menyampaikan pesan kita. Tunjukkanlah hormat dan penghargaan terhadap kompetensi dan pengetahuan seorang asisten.
Dalam berbicara dengan negosiasi memerlukan beberapa pendekatan yaitu, jika kita pria, kenakanlah setelan abu-abu. Jika kita wanita, kenakanlah gaun konservatif. Pakailah arloji emas mahal dan kunci Phi Beta Kappa jika kita bisa meminjamnya. Penampilan dan bahasa tubuh kita harus menampilkan keberhasilan, bukan keputusasaan. Bicaralah dengan integritas, profesionalisme, dan humor.
Sepertinya setiap orang senang mengeluhkan pertemuan, jadi perlu ada orang yang membelanya. Dalam rapat, jika sebagai peserta, semakin sedikit bicara akan semakin baik. Jangan menjatuhkan orang lain. Bersedialah menanyakan pertanyaan ‘bodoh’. Jangan bicara tanpa persiapan. Jangan takut menggunakan humor. Jika kita mengadakan pertemuan, mulailah tepat waktu, berani memutuskan, dan bersikap tegas.
Dalam presentasi, salindia (slide) sangat membantu untuk menambah apa yang kita katakan dengan apa yang kita lihat oleh audiens. Berlatihlah jauh-jauh hari sebelumnya. Dalam mengelak “bicara banyak tapi tidak ada isinya” jika ingin menghindari pertanyaan atau membuat bingung si penanya.
Bab 7 “Tamu Terbaik dan Terburuk Saya serta Alasannya”
Tamu yang berkualitas adalah yang memiliki minat besar pada pekerjaannya, memiliki kemampuan untuk menjelaskan pekerjaan tersebut, tidak mudah tersinggung, dan memiliki selerahumor terutama kepada diri sendiri. Banyak petinggi-petinggi yang tidak pernah menganggap diri terlalu serius dan tidak akan terlalu lama serius tentang sesuatu.
Tamu terburuk adalah yang mengatakan hal-hal yang sama berulang kali, terlalu terobsesi pada sesuatu, terlalu melawak, hanya menjawab pertanyaan ya/tidak

Bab 8 “Blooper dan Cara Mengatasinya”
Meski saya menulis buku tentang teknik berbicara, tidak berarti bahwa saya tak pernah melakukan blooper yang lebih parah. Jika mengingat lagi karier saya, diantara kejadian – kejadian yang saya benggakan ada juga yang ingin saya lupakan tapi tak bisa.
Ketika terjadi keseleo lidah, terpeleset kata-kata, hal yang harus Anda lakukan adalah melanjutkan acaranya. Ingatlah pepatah lama, “Orang yang tak pernah membuat kesalahan, jarang berbuat apa pun”.

Bab 9 “Saya Harus Berbuat Apa? Teknik berpidato”
Saya beruntung, karena sering memberikan pidato, sehingga saya tidak harus menghabiskan banyak waktu untuk membuat persiapan. Selain itu, dengan melakukan beberapa tips Tips pertama menjadi pembicara publik yang sukses: bicarakanlah apa yangAnda pahami.
Tips kedua adalah mengikuti prinsip pramuka: persiapkan diri. Susun daningatlah struktur pembicaraan seperti berikut, katakan kepada mereka, apa yang akan Anda bicarakan. Katakan isi pembicaraan Anda. Katakan kepada mereka, apa yang telah Anda bicarakan. Tips ketiga dengan menatap audiens Anda.Tips keempat, pelajarilah pemenggalan kata dan perubahan suara yang Anda gunakan.
Tips lima, berdiri dengan tegap. Tips enam, jika ada mikrofon di depan Anda, taruhlah tepat di depan mulut Anda. Tips tujuh, sisipkan humor dalam pidato Anda. Penonton akan menanggapi humor Anda karena dua alasan, yaitu lucu atau perkara itu berhubungan dengan keahlian mereka.

Bab 10 “Lagi? Lebih Jauh tentang Pembicaraan Publik”
Saya tidak tahu ada berapa banyak aturan dalam buku tentang public speaking, tetapi mengenali audiens anda adalah salah satu diantaranya.
Kenali audiens Anda. Pastikan Anda tahu siapa audiens Anda, apa minat-minat mereka, dan apa yang ingin mereka dengar dari Anda. Agar Anda mengetahui kelompok pendengar Anda.
Hukum fundamental dalam berbicara, KISS : “Keep It Simple, Stupid” (Bicaralah Singkat, Bodoh). Jangan gunakan kata-kata murahan, kalimat rumit, istilah teknis, ataukata-kata trendi dalam berpidato.

Bab 11 “Perlakuan Kejam dan Luar Biasa: Teknik Bertahan di Radio dan Televisi”
Jika anda sudah sukses bicara di depan public, hal selanjutnya yang barangkali menimpa anda adalah diminta tampil di radio atau televisi. Jangan panik. Dengan berbagai keahlian yang telah anda pelajari dari buku ini, anda juga dapat meraih keberhasilan di udara.
Ketika anda duduk dikursi panas, ada dapat melakukan hal – hal berikut ini.


Kalimat untuk mengelak beberapa pertanyaan :
“Terlalu pagi bagi saya menjawab pertanyaan itu sekarang.”
“Saya belum dapat menjawab, karena belum mendapat laporan.”
“Insiden itu telah menjadi perkara pengadilan, jadi saya tidak bisa memberikan komentar.”
 “Itu pertanyaan hipotesis, dan saya tidak berurusan dengan isu-isu hipotesis.”
Dan anda juga dapat melakukan hal lain yaitu, Lakukan apa yang membuat Anda merasa nyaman. Ikutilah zaman. Tetaplah “muda” dengan mengikuti zaman (fleksibel). Jangan berpikir negatif. Berusahalah mengembangkan unsur-unsur penting, seperti suara, penyampaian, dan penampilan di televisi.

Bab 12 “Masa Depan Pembicaraan”
Persiapan, mengenali audiens, dan buat sederhana hal ini akan selalu membuat Anda menjadi pembicara yang sukses. Kisah-kisah tak pernah menceritakan hal-hal yang tak dapat ditulis dengan lebih baik sehingga berbicara akan mutlak diperlukan.
 Bagaimanapun kemampuan Anda sebagai pembicara, ingatlah bahwa jika Anda merasa tidak ahli berbicara, yakinlah bahwa Anda dapat menjadi ahli. Jika Anda sudah merasa pandai berbicara, Anda dapat melakukannya dengan lebih baik.
Keterbukaan, antusianisme, dan kemauan untuk mendengarkan akan membuat anda menjadi pembicara yang populer dengan media apa pun.



Resensi Buku Non Fiksi
Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, Dimana Saja

Buku seni berbicara kepada siapa saja, kapan saja dan dimana saja merupakan sebuah buku yang ditulis oleh seorang yang berkecimpung dalam dunia komunikasi selama lebih dari tiga dasawarsa, berasal dari Brooklyn bernama Larry King yang aslinya bernama Larry Zeiger, karena sulitnya orang mengeja atau mengingatnya maka ia memakai nama Larry King. Buku ini diterbitkan pertamakali dalam bahasa indonesia pada tahun 1995 oleh PT Gramedia Pustaka Utama dan diterjemahkan oleh Marcus Prihminto Widodo.
Buku ini merupakan sebuah buku yang mengulas berbagai macam tips atau cara yang dapat membantu siapa saja yang mau berkomunikasi baik dalam lingkungan sosial maupun profesional.
Dalam bukunya Larry mencoba membantu kita dalam berkomunikasi dengan baik jika kita dirhadapkan pertama kali dengan seorang yang sama sekali belum dikenali dengan memulai suatu percakapan dan bagaimana mengatasi rasa malu yang membuat seseorang kurang respek terhadap apa yang kita bicarakan.