ANNASTASYA LAYLA HASIBUAN
Rabu, 14 November 2018
Selasa, 02 Oktober 2018
Puisi Untuk Sahabat
Malam suci dan sepi,
mengajaku untuk keluar dari tempat bersinggaj.
Kupandangi Langit malam...
Ternyata bertaburkan Bintang yang tak terhitung jumlahnya.
Andaikan ku seorang Malaikat,
Kan kubawa diriku dan sahabatku untuk bersenang senang diatas sana.
Kuraih sebuah Bulan terindah,
dan kupersembahkan untuk sahabatku yang selalu menemaniku dikala senang maupun duka.
mengajaku untuk keluar dari tempat bersinggaj.
Kupandangi Langit malam...
Ternyata bertaburkan Bintang yang tak terhitung jumlahnya.
Andaikan ku seorang Malaikat,
Kan kubawa diriku dan sahabatku untuk bersenang senang diatas sana.
Kuraih sebuah Bulan terindah,
dan kupersembahkan untuk sahabatku yang selalu menemaniku dikala senang maupun duka.
Selasa, 24 Juli 2018
Terjalinnya Hubungan Antara Indonesia dan India Dalam Proklamasi Kemerdekaan
Kemerdekaan indonesia merupakan hasil perjuangan dari warga negaranya sendiri. Pada 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekannya. Sebagai sebuah negara merdeka, indonesia membutuhkan pengakuan kemerdekaan dari negara lain agar kemerdekaan Indonesia sah secara hukum.
Pada April 1946, pemerintah Indonesia membuat keputusan untuk mengirim bantuan beras ke India. Hal ini dilakukan dalam upaya menanggulangi bencana kelaparan yang terjadi di India. Pada 18 Mei 1946, diadakan pertemuan makan malam degan wakil pemerintah India, K.L.Punjabi. Dari pertemuan tersebut, tercapai sebuah kesepakatan bahwa Indonesia akan mengirimkan 500.000 ton beras.
India kemudian mengirim 4 kapal ke Indonesia sebagai sarana mengirim beras dari Pelabuhan Cirebon, Probolinggo, dan Banyuwangi ke India. Pengiriman bantuan itu berhasil pada 20 Agustus 1946. Balasannya, india mengirimkan bahan - bahan pakaian dan obat - obatan serta alat - alat pertanian yang saat itu sulit diperoleh.
Hubungan antara India dan Indonesia diperkuat pada Konferensi New Delhi ( Inter-Asian Relations Conference) pada bulan Maret - April 1947. Syahrir mengirim 30 orang delegasi RI yang diketuai oleh dr. Abu Hanifah dan H. Agus Salim sebagai penasihat. Pada penutupan konferensi, Syahrir menyampaikan pidato yang berjudul “One Asia, One World”.
Setelah konferensi, pada 31 Juli 1947, India dan Australia mengajukan masalah Indonesia ke PBB. Pada 1 Agustus 1947, PBB mengeluarkan resolusi yang menyatakan bahwa Indonesia dan Belanda harus segara menyelesaikan konflik melalui arbitrase. Resolusi PBB tidak dilaksanakan oleh Belanda. Belanda justru melakukan Agresi Militer II pada 19 Desember 1948. Aksi ini menuai protes yang diwujudkan dalam penyelenggaraan Konferensi Asia di New Delhi pada 20 - 25 Januari 1949 atas prakarsa PM India, P.J.Nehru dan PM Burma, U Aung San. Konferensi ini diadakan khusus membahas Agresi Militer Belanda II terhadap Indonesia. Hasil konferensi tersebut menuntut adanya gencatan senjata dan pengembalian ibu kota Indonesia ke Yogyakarta.
Simpati India diwujudkan dalam bentuk bantuan moral dan material. Selain dukungan dalam forum internasional, India juga mengirimkan bantuan tenaga medis dan obat - obatan ke Indonesia bukan sesuatu yang baru. Kedekatan kedua negara telah terjalin berabad - abad sebelumnya melalui hubungan Internasional. Itu semua diwujudkan dalam upaya kedua negara yang saling membebaskan negaranya dari penjajahan.
Rabu, 17 Januari 2018
Resensi Buku Non Fiksi
1.
Judul
Buku : Seni Berbicara Kepada Siapa
Saja, Kapan Saja, Dimana Saja
2.
Pengarang : Larry “King”
3.
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
4.
Tahun
Terbit : 2007
5.
Cetakan : Cetakan ke – 5, April 2008
6.
Tebal
Buku : 212 Halaman
7.
Penulis : Annastasya Layla
Ringkasan
Bab 1 “Bicara 1 Lawan 1”
Menurut
Larry King, ada 4 dasar yang dapat membuat percakapan menjadi berhasil, yaitu
kejujuran, sikap yang benar, minat terhadap orang lain, dan keterbukaan
terhadap diri sendiri.
Dalam
dunia penyiaran atau bidang-bidang bicara apapun, biarkan para pendengar dan
penonton merasakan pengalaman dan perasaaan kita. Selain itu, kita juga harus
menjadikan pemirsa atau penonton menjadi bagian dari pengalaman kita dengan
kejujuran tersebut.
Kemauan
untuk berbicara, merupakan unsur dasar lain untuk menjadi pembicara yang baik.
Larry King pernah mengalami demam mic, dan sejak saat itu ia membuat komitmen
bagi diri sendiri bahwa ia akan tetap berbicara, serta akan meningkatkan
kemampuan berbicaranya dengan melatih kemampuan tersebut dengan serius. Kita
dapat melakukan latihan sebagai pembicara dengan buku-buku petunjuk,
video-video pembicara, bahkan dengan berbicara sendiri di seputar tempat
tinggal kita. Larry King menganjurkan kita untuk berlatih berbicara dengan
hewan piaraan. Karena kita jadi tidak perlu khawatir akan dibantah atau
diinterupsi. Selain kemauan, kita juga memerlukan perhatian yang dalam kepada
orang lain, dan keterbukaan diri kepada orang lain. Perlakukan orang lain
sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh mereka. Kita juga senantiasa harus
mengingat bawa setiap orang adalah ahli dalam suatu hal.
Bab
2 “Memecah Kebekuan”
Cara
terbaik untuk mengatasi rasa malu adalah dengan mengingatkan diri sendiri bahwa
kita semua adalah manusia, dan karena itu kita tidak perlu gugup ketika
berbicara dengan siapapun. Cara memecah kebekuan dengan orang yang pertama kali kita ajak
bicara ialah dengan membuat mereka merasa nyaman. Cara membuka
percakapan dengan orang lain ialah dengan membicarakan topic yang diketahui
oleh orang lain tersebut.
Hukum
pertama percakapan ialah jika Anda ingin belajar banyak hari ini, Anda harus
melakukannya dengan mendengarkan. Bahasa tubuh
sama halnya dengan bahasa lisan. Jika terjadi secara alami, bahasa tubuh akan
menjadi bentuk komunikasi yang sangat efektif. Jika dibuat-buat, akan tampak
palsu.
Buatlah
dan pertahankan kontak mata yang baik akan membuat kita menjadi pembicara yang
hebat di mana pun. Tapi jangan terus-terusan karena banyak orang yang merasa
kurang nyaman jika terus-terusan. Perliharalah kontak mata jika teman bicara
kita sedang berbicara atau ketika kita menajukan pertanyaan.
Bab
3 “Pembicaraan Sosial”
Banyak
peristiwa dalam pergaulan sehari – hari yang menuntut keterlibatan kita untuk
bicara, mulai dari kumpul – kumpul di antara sesama kawan yang akrab , seperti
makan malam bersama teman – teman, pesta pernikahan, arisan dan lain – lain.
Bersikaplah terbuka. Cari minat yang sama dalam diri rekan bicara. Dan,
dengarkanlah selalu.
Dalam
pesta koktail, berbaur lah dengar yang lain. Jangan terpaku pada tempat yang
sama dalam waktu yang lama. Itu sebabnya anda perlu berbaur jika benar – benar
ingin tampil sukses mewakili diri sendiri dalam pesta itu.
Ingat,
mengajukan pertanyaan adalah rahasia keberhasilan percakapan. Ajukanlah
pertanyaan ‘mengapa?’. Itu merupakan cara paling pasti untuk membuat percakapan
menjadi hidup dan menarik.
Jika
anda merasa benar – benar bosan, atau menganggap sudah waktunya mengakhiri
percakapan dan berlalu, ada satu cara pasti yang dijamin dapat menghentikan
percakapan. Yaitu, tunggu lawan bicara selesai berbicara dan katakana sesuatu
dengan wajar.
Membuat
percakapan dalam makan malam kecil selalu lebih mudah bagi saya. Anda mempunya
pilihan yang jauh lebih banyak, juga teknik yang bisa digunakan untuk bicara
dengan orang lain, dan mengajak mereka bercakap – cakap. arahkan pembicaraan
dengan melibatkan orang lain.
Ada
beberapa teknik yang bisa membuat percakapan lebih hidup dan bisa dinikmati
oleh semua yang terlibat. Yaitu dengan mengarahkan pembicaraan dengan melibatkan
orang lain.
Cara
menggiring percakapan yaitu pilihlah topik yang dapat melibatkan semua
orang,mintalah pendapat, bantulah orang yang paling pemalu dalam kelompok,
jangan memonopoli percakapan, jangan menginterogasi teman, dan pancinglah
pendapat.
Perhatikan bentuk setting. Buatlah
setting yang nyaman, tidak harus mewah atau dramatis
Sebaiknya, dalam berbicara dengan
lawan jenis. Kita harus berterus terang.
Karena semua hal yang baik berawal dari kejujuran.
Jika kita berbicara di pemakaman,
jangan terlalu berlebihan, bicarakan diri kita sendiri dengan singkat, bersikap
simpatik, tetapi tidak muram. Bicaralah tentang mendiang almarhum
Sebaiknya ketika kita berbicara
dengan selebritis / orang tersohor, jangan menganggap mereka tidak tahu apa pun
tentang hal-hal lain di luar profesi mereka. Karena kita tidak tahu berapa luas
kemampuan ia.
Bab 4 “Delapan Hal yang Dimiliki
Pembicara Terbaik”
Tidak mengherankan, sebagian besar
orang sukses adalah pembicara yang sukses. Demikian juga sebaliknya. Kalau
merasa sudah menjadi orang sukses, anda dapat membuat diri anda lebih sukses
lagi dengan menjadikan diri anda pembicara yang lebih baik.
Harry
Truman adalah pembicara yang baik dalam urusan politik. Ia tidak retoris,
tetapi mampu meluncurkan gagasan-gagasannya dalam bahasa Inggris yang jelas dan
langsung. Martin Luther King Jr. merupakan pembicara publik yang luar biasa. Ia
adalah ahli pidato yang dapat menggetarkan seluruh negeri dengan kemampuan
berbicaranya yang tak tertandingi di depan mikrofon.
Ciri-ciri
pembicara terbaik yaitu pandang suatu hal dari sudut pandang yang baru,
memiliki cakrawala yang luas, antusias, tidak pernah membicarakan diri mereka
sendiri, sangat ingin tahu, menunjukkan empati, mempunyai selera humor, punya
gaya bicara sendiri, dan jadi diri sendiri.
Bab
5 “Percakapan Trendi dan Ketepatan Bahasa Politis”
Ingatlah bahwa kata yang tepat yang
dengan segera dipahami dan dimengerti oleh pendengar anda biasanya adalah kata
yang sederhana. Gunakanlah kata-kata yang tepat, dapat dipahami, dan dimengerti
oleh pendengar kita. Minimalkan penggunaan kata-kata klise dan trendi.
Kata-kata
tanpa arti seperti ‘Anda tahu’, ‘hopefully’, atau ‘whatever’ terkadang memang
membantu bila kita kebingungan mencari kata yang tepat. Cobalah hindari
kata-kata tersebut. Latihlah kedisiplinan untuk menghilangkan kebiasaan buruk
dalam berpidato dengan cara dengarkan diri kita sendiri berbicara, pikirkan apa
yang akan kita katakan,carilah seorang ‘pemantau pidato’ untuk mendengar dan
mengingatkan kita.
Cara
kita mengatakan sesuatu sama pentingnya dengan apa yang kita katakan. Kita
harus memperhatikan perubahan pilihan kata dalam penggunaan berbagai istilah.
Jangan terlalu khawatir akan dianggap menyerang orang lain, sampai
kitakehilangan kemampuan membedakan antara hormat dan paranoid.
Bab
6 “Pembicaraan Bisnis”
Tidak mengejutkan bahwa sepanjang ingatan saya,
setiap orang bisnis yang sukses adalah juga pembicara yang efektif. Hal-hal
mendasar yaitu langsung dan terbuka serta jadilah pendengar yang baik.Bicaralah
dengan jelas, lihat siapa lawan bicara kita, apakah mereka mengerti atau tidak
tentang apa yang kita ucapkan. Jangan sia-siakan waktu, jangan
bertele-tele.Jangan mencoba menjadi pusat perhatian dalam pertemuan itu dengan
berbicara sendiri.
Semua orang menjual sesuatu. ketahuilah
apa yang sedang kita jual dan tutuplah negosiasi penjualan kita jangan terus
menjual. Menjual diri sendiri. Jadi yang dimaksud adalah jadilah kelebihan kita! Persiapkan hal-hal
pokok yang ingin kita sampaikan mengenai diri kita.
Karakteristik yang kita cari dalam
diri pelamar kerja: sikap terbuka, antusias, perhatian, dan bersedia bertanya.
Cara bicara dengan atasan tidak perlu bersikap
berlebihan, sampai merendahkan diri atau menjilat. Dekatilah atasan kita dengan
sikap terbuka. Cara bicara
dengan bawahan yaitu beri instruksi-instruksi yang jelas, pastikan mereka memahaminya
dan tentukanlah batas waktu yang jelas. Dorong mereka untuk bertanya agar kita
yakin bahwa mereka memahami apa yang harus mereka lakukan dan kapan harus diselesaikan.
Jangan mempermainkan staf kita
dengan mengungkapkan kekecewaan kita kepada seorang bawahan lain dan
menggunakan mereka untuk menyampaikan pesan kita. Tunjukkanlah hormat dan
penghargaan terhadap kompetensi dan pengetahuan seorang asisten.
Dalam berbicara dengan negosiasi
memerlukan beberapa pendekatan yaitu, jika kita pria, kenakanlah setelan
abu-abu. Jika kita wanita, kenakanlah gaun konservatif. Pakailah arloji emas
mahal dan kunci Phi Beta Kappa jika kita bisa meminjamnya. Penampilan dan
bahasa tubuh kita harus menampilkan keberhasilan, bukan keputusasaan. Bicaralah
dengan integritas, profesionalisme, dan humor.
Sepertinya setiap orang senang
mengeluhkan pertemuan, jadi perlu ada orang yang membelanya. Dalam rapat, jika
sebagai peserta, semakin sedikit bicara akan semakin baik. Jangan menjatuhkan
orang lain. Bersedialah menanyakan pertanyaan ‘bodoh’. Jangan bicara tanpa
persiapan. Jangan takut menggunakan humor. Jika
kita mengadakan pertemuan, mulailah tepat waktu, berani memutuskan, dan bersikap
tegas.
Dalam presentasi, salindia (slide)
sangat membantu untuk menambah apa yang kita katakan dengan apa yang kita lihat
oleh audiens. Berlatihlah jauh-jauh hari sebelumnya. Dalam mengelak “bicara
banyak tapi tidak ada isinya” jika ingin menghindari pertanyaan atau membuat
bingung si penanya.
Bab 7 “Tamu Terbaik dan Terburuk
Saya serta Alasannya”
Tamu
yang berkualitas adalah yang memiliki minat besar pada pekerjaannya, memiliki
kemampuan untuk menjelaskan pekerjaan tersebut, tidak mudah tersinggung, dan memiliki
selerahumor terutama kepada diri sendiri. Banyak petinggi-petinggi yang tidak
pernah menganggap diri terlalu serius dan tidak akan terlalu lama serius
tentang sesuatu.
Tamu terburuk adalah yang mengatakan
hal-hal yang sama berulang kali, terlalu terobsesi pada sesuatu, terlalu
melawak, hanya menjawab pertanyaan ya/tidak
Bab 8 “Blooper dan Cara
Mengatasinya”
Meski saya menulis buku tentang
teknik berbicara, tidak berarti bahwa saya tak pernah melakukan blooper yang
lebih parah. Jika mengingat lagi karier saya, diantara kejadian – kejadian yang
saya benggakan ada juga yang ingin saya lupakan tapi tak bisa.
Ketika terjadi keseleo lidah,
terpeleset kata-kata, hal yang harus Anda lakukan adalah melanjutkan acaranya.
Ingatlah pepatah lama, “Orang yang tak pernah membuat kesalahan, jarang berbuat
apa pun”.
Bab 9 “Saya Harus Berbuat Apa?
Teknik berpidato”
Saya beruntung, karena sering
memberikan pidato, sehingga saya tidak harus menghabiskan banyak waktu untuk
membuat persiapan. Selain itu, dengan melakukan beberapa tips Tips pertama
menjadi pembicara publik yang sukses: bicarakanlah apa yangAnda pahami.
Tips kedua adalah mengikuti prinsip
pramuka: persiapkan diri. Susun daningatlah struktur pembicaraan seperti
berikut, katakan kepada mereka, apa yang akan Anda bicarakan. Katakan isi
pembicaraan Anda. Katakan kepada mereka, apa yang telah Anda bicarakan. Tips
ketiga dengan menatap audiens Anda.Tips keempat, pelajarilah pemenggalan kata
dan perubahan suara yang Anda gunakan.
Tips lima, berdiri dengan tegap. Tips
enam, jika ada mikrofon di depan Anda, taruhlah tepat di depan mulut Anda. Tips
tujuh, sisipkan humor dalam pidato Anda. Penonton akan menanggapi humor Anda
karena dua alasan, yaitu lucu atau perkara itu berhubungan dengan keahlian
mereka.
Bab 10 “Lagi? Lebih Jauh tentang
Pembicaraan Publik”
Saya tidak tahu ada berapa banyak
aturan dalam buku tentang public speaking, tetapi mengenali audiens anda adalah
salah satu diantaranya.
Kenali audiens Anda. Pastikan Anda
tahu siapa audiens Anda, apa minat-minat mereka, dan apa yang ingin mereka
dengar dari Anda. Agar Anda mengetahui kelompok pendengar Anda.
Hukum fundamental dalam berbicara,
KISS : “Keep It Simple, Stupid” (Bicaralah Singkat, Bodoh). Jangan gunakan
kata-kata murahan, kalimat rumit, istilah teknis, ataukata-kata trendi dalam
berpidato.
Bab 11 “Perlakuan Kejam dan Luar
Biasa: Teknik Bertahan di Radio dan Televisi”
Jika anda sudah sukses bicara di
depan public, hal selanjutnya yang barangkali menimpa anda adalah diminta
tampil di radio atau televisi. Jangan panik. Dengan berbagai keahlian yang
telah anda pelajari dari buku ini, anda juga dapat meraih keberhasilan di
udara.
Ketika anda duduk dikursi panas, ada
dapat melakukan hal – hal berikut ini.
Kalimat untuk mengelak beberapa
pertanyaan :
“Terlalu pagi bagi saya menjawab
pertanyaan itu sekarang.”
“Saya belum dapat menjawab, karena belum mendapat laporan.”
“Insiden itu telah menjadi perkara pengadilan, jadi saya tidak bisa memberikan komentar.”
“Itu pertanyaan hipotesis, dan saya tidak berurusan dengan isu-isu hipotesis.”
“Saya belum dapat menjawab, karena belum mendapat laporan.”
“Insiden itu telah menjadi perkara pengadilan, jadi saya tidak bisa memberikan komentar.”
“Itu pertanyaan hipotesis, dan saya tidak berurusan dengan isu-isu hipotesis.”
Dan anda juga dapat melakukan hal
lain yaitu, Lakukan apa yang membuat Anda merasa nyaman. Ikutilah zaman.
Tetaplah “muda” dengan mengikuti zaman (fleksibel). Jangan berpikir negatif. Berusahalah
mengembangkan unsur-unsur penting, seperti suara, penyampaian, dan penampilan
di televisi.
Bab 12 “Masa Depan Pembicaraan”
Persiapan, mengenali audiens, dan
buat sederhana hal ini akan selalu membuat Anda menjadi pembicara yang sukses. Kisah-kisah
tak pernah menceritakan hal-hal yang tak dapat ditulis dengan lebih baik sehingga
berbicara akan mutlak diperlukan.
Bagaimanapun kemampuan Anda sebagai pembicara, ingatlah bahwa jika
Anda merasa tidak ahli berbicara, yakinlah bahwa Anda dapat menjadi ahli. Jika
Anda sudah merasa pandai berbicara, Anda dapat melakukannya dengan lebih baik.
Keterbukaan, antusianisme, dan
kemauan untuk mendengarkan akan membuat anda menjadi pembicara yang populer
dengan media apa pun.
Resensi Buku Non Fiksi
Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, Dimana Saja
Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, Dimana Saja
Buku
seni berbicara kepada siapa saja, kapan saja dan dimana saja merupakan sebuah
buku yang ditulis oleh seorang yang berkecimpung dalam dunia komunikasi selama
lebih dari tiga dasawarsa, berasal dari Brooklyn bernama Larry King yang
aslinya bernama Larry Zeiger, karena sulitnya orang mengeja atau mengingatnya
maka ia memakai nama Larry King. Buku ini diterbitkan pertamakali dalam bahasa
indonesia pada tahun 1995 oleh PT Gramedia Pustaka Utama dan diterjemahkan oleh
Marcus Prihminto Widodo.
Buku
ini merupakan sebuah buku yang mengulas berbagai macam tips atau cara yang
dapat membantu siapa saja yang mau berkomunikasi baik dalam lingkungan sosial
maupun profesional.
Dalam
bukunya Larry mencoba membantu kita dalam berkomunikasi dengan baik jika kita
dirhadapkan pertama kali dengan seorang yang sama sekali belum dikenali dengan
memulai suatu percakapan dan bagaimana mengatasi rasa malu yang membuat
seseorang kurang respek terhadap apa yang kita bicarakan.
Langganan:
Komentar (Atom)